J! Wajah pagi begitu cerah meski gerimis menghantui.
Mungkin karena hadirmu, kelabu pun jadi biru untukku.
Entahlah! Ini hanya imajiku atau memang seperti itu.
Namun satu yang pasti hadirmu bawa pendar jingga di hari-
hariku. Terima kasih J!
Mungkin karena hadirmu, kelabu pun jadi biru untukku.
Entahlah! Ini hanya imajiku atau memang seperti itu.
Namun satu yang pasti hadirmu bawa pendar jingga di hari-
hariku. Terima kasih J!
J! Dalam jalinan waktu, kau dan aku mengukir aksara
merangkai kata bersahutan tanpa sentuhan dan perjumpaan.
Sahabat! Itu awal kita berbagi rasa. Terasa indah dan nyata
meski hadirmu maya. Senyum yang dulu sempat hilang kini
kembali menghiasi sudut bibir ini. Itu karenamu J!
merangkai kata bersahutan tanpa sentuhan dan perjumpaan.
Sahabat! Itu awal kita berbagi rasa. Terasa indah dan nyata
meski hadirmu maya. Senyum yang dulu sempat hilang kini
kembali menghiasi sudut bibir ini. Itu karenamu J!
J! Bersama beriringnya waktu dalam canda dan tawamu
yang jadi candu kala sepiku, ada asa datang tanpa aku
undang. Berharap kau dan aku jadi kita. Salahkah J?
J! Dua hari aku habiskan waktu tanpa hadirmu hanya
dengan mendegarkan 2buah lagu, satu darimu dan satu
masa dari lalu. Ah! … Aku bertingkah seperti gadis remaja,
padahal aku jelas wanita dewasa. Sungguh gila bukan? Tapi
itulah kenyataaya. Aku hampir gila karena sebuah rasa.
dengan mendegarkan 2buah lagu, satu darimu dan satu
masa dari lalu. Ah! … Aku bertingkah seperti gadis remaja,
padahal aku jelas wanita dewasa. Sungguh gila bukan? Tapi
itulah kenyataaya. Aku hampir gila karena sebuah rasa.
J! Bukankah malam tak gemerlap tanpa bintang dan pagi
pun tak benderang tanpa matahari. Seperti aku takut
berharap karena takut kehilanganmu.
pun tak benderang tanpa matahari. Seperti aku takut
berharap karena takut kehilanganmu.
J! Maaf bila kau kecewa karena asa yang kupunya.
Sungguh bukan niatku ‘tuk jatuh cinta, pada sebuah nama
tanpa rupa tanpa temu. Cinta yang tak pernah jadi satu.
Maaf bila kau kecewa karena amarah yang kurasa.
Bukan niatku menabur bara, buahkan lara. Semata karena
kumasih tak percaya pada apa yang kurasa.
J! Bantu aku untuk memahami dan mengerti yang tengah
terjadi. Hidupku sudah penuh denga lara dan derita,
haruskah aku menambah satu masalah?
J! Meski kau dan aku tak jadi kita, kuharap kau tetap jadi
‘Sob yang bandel’ yang akan terus mengodaku dengan
canda manismu, tawa lepasmu. Jangan berhenti buat aku
kangen, J!
J! I can’t touch you with my fingertips, but I can feel the love
that we share. You are the moonlight shining down. The
whisper in the wind. It was you J!
J! Kamu bukan Bku atau Kku tapi kamu Jku yang istimewa.
You'r the second person who called me Nie'
Komentar
Posting Komentar