Tanggal 14 Mei 2016 kemaren ada yang berbeda di pelataran Taman Ismail Marzuki jalan Cikini Raya no. 73 ini. Tampak beberapa pemuda dan pemudi dengan berbagai kostum dan papan dengan aneka warna dan tulisan tengah melenggak lenggok menari memenuhi area tengah gerbang setelah sesaat merangsek ke tengah jalan raya. Meski sempat membuat kemacetan tapi aksi ini terus terang keren dan gokil banget.
Anak-anak yang tergabung di Indonesia Dance Community ini memang memiliki cara yang unik dalam memperingati World Dance Day atau Hari Tari Dunia, yang jatuh di setiap tahunnya pada tanggal 29 April, sekaligus merespon tujuan mulia dengan ditetapkannya Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei.
Acara yang diberi nama Jakarta Dance Carnival (JDC) merupakan acara tahunan dari Indonesia Dance Community yang tahun ini menginjak tahun kedua, didukung oleh 100 komunitas tari dan 1200 penari, acara dimulai dari jam 09.00 pagi hingga jam 24.00 malam dengan berbagai rangkaian acara mulai dari prosesi Carnaval hingga pentas aneka seni tari. JDC kali ini mengusung tema 'Let Me Dance' yang merupakan sebuah pertemuan pelaku tari lintas generasi mulai dari anak-anak sampai dengan para tokoh tari dari beragam latar belakang genre tari. Adapun genre tari tersebut antara lain, tradisional klasik atau kreasi, modern atau pop dan kontemporer bahkan sport dance (Pole Dance). Semua peserta berpartisipasi dan berinteraksi merayakan sebuah peristiwa kebebasan tubuh dan keberagaman.
Selain pentas tari acara juga di ramai kan oleh bazar makanan dan aneka produk lainnya. Sedang di dalam gedung Teater Kecil sendiri digunakan sebagai Ruang Sharing dan Pameran. Untuk diskusi santai tampak Dr. Eko Supriyanto S.Sn MFA dan Sukardji Sriman S.Sn MFA sebagai narasumber yang berbagi cerita tentang suka duka sekolah tari di luar negeri.
Di sisi kiri tampak pameran kostum yang menampilkan tentang sejarah perkembangan busana Betawi untuk karya tari. Pameran ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang profesi seorang Dance Costume Designer karya Iriene Prinka Radjab.
Di area yang sama terpampang foto-foto dengan aneka pose tari karya para fotografer tari yang sangat ekspresif dan eksotik. Banyak pengetahuan baru yang bisa diambil dari area ini.
Siangnya sebuah panggung di luar gedung menghadirkan aneka tarian tradisional hingga modern dari berbagai sanggar tari, baik sekolah maupun umum. Konsepnya seperti pentas seni di sekolah-sekolah jaman dulu. Sangat menarik namun sayang masih sepi pengunjung. Mungkin karena sosialisasi yang kurang atau antusiasme masyarakat yang tidak ada. Padahal acara seperti ini bagus banget buat mengasah kreativitas dan menambah pengetahuan tentang aneka tari yang ada di Indonesia.
Menjelang sore beberapa orang dengan berbagai kostum siap melakukan carnaval yang di mulai dari gerbang masuk hingga sampai ke pelataran gedung XXI. Jadi sepanjang jalan kita disuguhi aneka gerak dan tari dari anak-anak hingga remaja. Keren ... club tari favorit saya Animals Pop Family Dance juga ikut perform dengan peserta terbanyak. Acara tambah seru saat panitia mengadakan kontes menari antar club. Sayang gerimis membuat acara ini terhenti.
Dan malamnya suasana terasa lebih ramai. Sejak sore menjelang senja area telat terisi oleh penonton yang dengan setia menunggu pementasan seni tari lainnya. Di sini penari terlihat lebih senior. Penonton diajak tertawa saat menyaksikan pentas dari salah satu club tari yang anggotanya para waria. Keren, karena mereka membawa tarian dengan luwes sekaligus bertenaga. Jadi irama gerakannya terasa sekali. Sayang resolusi kamera di hpku kurang memadai jadi gambar yang diambil pun hanya sedikit.
Indonesia Dance Community sendiri digagas oleh 5 orang wanita tangguh yang sangat mencintai dunia seni, yaitu Hartati, Wiwiek HW, Santi Ardati, Anti Yank dan Yola Yulfianti yang kesemuanya memiliki latar belakang pendidikan seni tari di Institut Kesenian Jakarta. Visi misi dari komunitas ini adalah memajukan perkembangan seni khususnya tari dalam masyarakat. Mereka bahu membahu dengan dana pribadi dan beberapa sponsor agar kegiatan ini bisa berlangsung.
Indonesia Dance Community ingin mengajak masyarakat ikut merayakan, menikmati peristiwa-peristiwa tari, menjadi saksi dalam perkembangan dan pertumbuhan dunia tari Indonesia. Di mana seni tari menjadi bagian dari ruang gerak, gaya hidup dan pendidikan masyarakat kota Jakarta.
Acara sendiri terlaksan berkat dukungan penuh serta partisipasi dari seratus komunitas dan grup para pelaku tari yang ada di Jakarta serta masyarakat pencinta seni tari dan beberapa sponsor seperti Djarum Foundation, Dewan Kesenian Jakarta, Blitz Production, Louis dan Indosat yang hadir dengan Kartu Merah Putih.
Saya sempat berbincang-bincang dengan Pak Sammi, salah satu perwakilan dari Kartu Merah Putih yang nota bene bergerak dibidang olahraga. Menurutnya KMP mendukung semua kegiatan yang bersifat nasionalisme, tidak hanya olahraga, karena seni budaya dan tari pun memiliki semangat nasionalisme yang sangat tinggi.
Sangat disayangkan acara sebagus ini belum diketahui banyak orang dan belum didukung oleh pihak yang bersangkutan dengan dunia pariwisata dan seni budaya. Padahal bisa dijadikan acara tahunan yang sangat menarik untuk memperkenalkan kekayaan seni tari negara kita. Semoga kedepannya acara JDC lebih baik dan bisa menggandeng salah satu pihak yang katanya mendukung dan ingin memajukan pariwisata di Indonesia.
Itu saja reportase saya untuk acara JDC 2016, sampai ketemu di Jakarta Dance Carnival 2017.
Untuk keterangan lebih lanjut mengenai kegiatan ini dapat menghubungi: Festi 081293567508 - festifayara16@yahoo.com atau di idcommunity5@gmail.com
*Foto koleksi pribadi.
mantappp artikelnya......
BalasHapus