Kanker leher rahim atau kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling banyak menyerang wanita. Pada tahun 2014, data WHO menyatakan terdapat lebih dari 92 ribu kasus kematian pada penduduk wanita akibat penyakit kanker. Sebesar 10,3 persennya merupakan jumlah kematian akibat kanker serviks. Sedangkan jumlah kasus baru kanker serviks hampir berjumlah 21 ribu.
Penyakit ini cenderung memengaruhi wanita yang aktif secara seksual dan biasa menyerang perempuan usia produktif dan muncul pada leher rahim. Leher rahim sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Semua wanita dari berbagai usia berisiko menderita kanker serviks dan 95% pemicunya adalah human papilloma virus atau HPV.
HPV sendiri adalah kumpulan jenis virus yang menyebabkan kutil di tangan, kaki, dan alat kelamin. Sebenarnya ada banyak jenis HPV dan sebagian besar adalah virus yang tidak berbahaya. Tapi ada beberapa jenis HPV yang mengganggu sel-sel leher rahim. Jenis HPV ini dianggap mengandung materi genetik yang bisa memindahkan sel virus ke dalam sel leher rahim.
Virus ini akan mulai mengganggu kinerja sel leher rahim, sehingga membuatnya tidak bisa berfungsi secara normal. Hal ini menyebabkan sel-sel serviks berkembang biak tanpa terkendali. Proses inilah yang menyebabkan munculnya tumor yang kemudian berubah menjadi kanker. HPV sangat umum ditularkan melalui hubungan seks dan dapat menjadi penyebab munculnya kanker serviks.
Pada tahap awal, kanker serviks biasanya tidak memiliki gejala, yang paling umum adalah pendarahan pada vagina yang terjadi setelah berhubungan seks, di luar masa menstruasi, atau setelah menopause. Namun meski terjadi pendarahan, belum tentu terkena kanker serviks. Salah satu pencegahan kanker serviks ialah dengan melakukan imunisasi HPV saat sebelum aktif secara seksual.
Kemenkes yang telah sukses dengan program Imunisasi Measles Rubella yang dilaksanakan di Jakarta, saat ini menjadikan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai provinsi kedua yang terpilih untuk pencanangan program Imunisasi HPV (Human Papilloma Virus). Dipilihnya Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi provinsi pencanangan kedua program Imunisasi HPV karena laporan kesehatan DIY cukup baik, selain itu jumlah kasus kanker leher rahim cukup banyak ditemukan di dua daerah yang menjadi lokasi pencanangan yaitu Kabupaten Kulonprogo dan Gunung Kidul dengan angka pravelensi 0,5%-1,5% dari jumlah penduduk daerah tersebut.
Kegiatan pencananagan Imunisasi HPV dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) ini dilaksanakan di SDN Percobaan IV Wates pada hari Senin tanggal 9 Oktober 2017 lalu. Pemberian Imunisasi HPV sendiri dialokasikan kepada siswi sekolah dasar kelas 5 yang diwakilkan oleh 44 siswi perwakilan dari kabupaten Kulonprogo dan Gunung Kidul. Kemenkes menargetkan Imunisasi HPV ini diberikan kepada 2863 siswi di kabupaten Kulonprogo dan 4861 siswi di kabupaten Gunung Kidul. Kemenkes berharap bisa mendapat hasil yang baik agar kedepannya imunisasi HPV ini dapat dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia lainnya.
“Pencanangan Imunisasi HPV di Kulonprogo ini bersifat demonstration project yang artinya apabila angka capaiannya baik maka hasilnya bisa di ajukan ke DPR agar bisa dilaksanakan di seluruh daerah di Indonesia” ungkap dr. Elizabeth Jane Supardi, MPH, Dsc selaku Direktur Surveilans dan Karantina Penyakit Kementerian Kesehatan.
Dengan capaian imunisasi sebelumnya yang mencapai 95%, Kemenkes merasa optimis bila program Imunisasi HPV dapat mencapai target yang di harapkan. Tahun depan Imunisasi HPV ini akan diberikan kepada siswi DIY kelas 5 dan 6.
Sumber: Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi ‘Halo Kemkes’ melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Penyakit ini cenderung memengaruhi wanita yang aktif secara seksual dan biasa menyerang perempuan usia produktif dan muncul pada leher rahim. Leher rahim sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Semua wanita dari berbagai usia berisiko menderita kanker serviks dan 95% pemicunya adalah human papilloma virus atau HPV.
HPV sendiri adalah kumpulan jenis virus yang menyebabkan kutil di tangan, kaki, dan alat kelamin. Sebenarnya ada banyak jenis HPV dan sebagian besar adalah virus yang tidak berbahaya. Tapi ada beberapa jenis HPV yang mengganggu sel-sel leher rahim. Jenis HPV ini dianggap mengandung materi genetik yang bisa memindahkan sel virus ke dalam sel leher rahim.
Virus ini akan mulai mengganggu kinerja sel leher rahim, sehingga membuatnya tidak bisa berfungsi secara normal. Hal ini menyebabkan sel-sel serviks berkembang biak tanpa terkendali. Proses inilah yang menyebabkan munculnya tumor yang kemudian berubah menjadi kanker. HPV sangat umum ditularkan melalui hubungan seks dan dapat menjadi penyebab munculnya kanker serviks.
Pada tahap awal, kanker serviks biasanya tidak memiliki gejala, yang paling umum adalah pendarahan pada vagina yang terjadi setelah berhubungan seks, di luar masa menstruasi, atau setelah menopause. Namun meski terjadi pendarahan, belum tentu terkena kanker serviks. Salah satu pencegahan kanker serviks ialah dengan melakukan imunisasi HPV saat sebelum aktif secara seksual.
Pemberian Imunusasi HPV di SDN Percobaan IV Wates |
Kemenkes yang telah sukses dengan program Imunisasi Measles Rubella yang dilaksanakan di Jakarta, saat ini menjadikan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai provinsi kedua yang terpilih untuk pencanangan program Imunisasi HPV (Human Papilloma Virus). Dipilihnya Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi provinsi pencanangan kedua program Imunisasi HPV karena laporan kesehatan DIY cukup baik, selain itu jumlah kasus kanker leher rahim cukup banyak ditemukan di dua daerah yang menjadi lokasi pencanangan yaitu Kabupaten Kulonprogo dan Gunung Kidul dengan angka pravelensi 0,5%-1,5% dari jumlah penduduk daerah tersebut.
Kegiatan pencananagan Imunisasi HPV dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) ini dilaksanakan di SDN Percobaan IV Wates pada hari Senin tanggal 9 Oktober 2017 lalu. Pemberian Imunisasi HPV sendiri dialokasikan kepada siswi sekolah dasar kelas 5 yang diwakilkan oleh 44 siswi perwakilan dari kabupaten Kulonprogo dan Gunung Kidul. Kemenkes menargetkan Imunisasi HPV ini diberikan kepada 2863 siswi di kabupaten Kulonprogo dan 4861 siswi di kabupaten Gunung Kidul. Kemenkes berharap bisa mendapat hasil yang baik agar kedepannya imunisasi HPV ini dapat dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia lainnya.
“Pencanangan Imunisasi HPV di Kulonprogo ini bersifat demonstration project yang artinya apabila angka capaiannya baik maka hasilnya bisa di ajukan ke DPR agar bisa dilaksanakan di seluruh daerah di Indonesia” ungkap dr. Elizabeth Jane Supardi, MPH, Dsc selaku Direktur Surveilans dan Karantina Penyakit Kementerian Kesehatan.
Dengan capaian imunisasi sebelumnya yang mencapai 95%, Kemenkes merasa optimis bila program Imunisasi HPV dapat mencapai target yang di harapkan. Tahun depan Imunisasi HPV ini akan diberikan kepada siswi DIY kelas 5 dan 6.
Sumber: Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi ‘Halo Kemkes’ melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Vaksinnya penting neh buat kesehatan.
BalasHapus