Dalam rangka memperingati hari Hepatitis Sedunia yang jatuh setiap tanggal 28 Juli, Kementerian Kesehatan mengadakan temu blogger yang diisi dengan seminar tentang Hepatitis guna mengajak masyarakat untuk lebih aware terhadap penyakit yang termasuk silent killer ini. Tema Hari Hepatitis di Indonesia adalah "Deteksi Dini Hepatitis Selamatkan Generasi Penerus Bangsa."
Seminar yang diadakan di ruang Naranta Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, gedung Kementerian Kesehatan tersebut menghadirkan dr. Wiendra Waworuntu M.Kes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI.
Penyakit Hepatitis merupakan masalah kesehatan dunia, termasuk di Indonesia. Virus Hepatitis terdiri dari Hepatitis A, B, C, D dan E. Antara Hepatitis yang satu dengan yang lainnya tidak saling berkaitan.
Data menyebutkan virus Hepattis B telah menginfeksi lebih dari 2 milyar orang di dunia dan sekitar 240 juta merupakan pengidap Hepatitis B kronis. Penderita Hepatitis C di dunia diperkirakan sebanyak 170 juta orang dan sekitar 1.500.000 penduduk di dunia meninggal setiap tahunnya disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B dan virus Hepatitis C.
Diantara negara anggota WHO SEAR (South East Asian Regional), Indonesia merupakan negara dengan pengidap Hepatitis B nomor 2 terbesar setelah Myanmar. Diperkirakan 23 juta penduduk Indonesia pernah terinfeksi virus Hepatitis B, hal ini menunjukan 1 diantara 10 penduduk telah terinfeksi, sedangkan penderita Hepatitis C diperkirakan 5 juta orang.
Penyakit Hepatitis A dan E dapat muncul sebagai kejadian luar biasa yang dapat meresahkan masyarakat. Hepatitis A dan E ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar oleh virus tersebut, sedangkan Hepatitis B, C dan D ditularkan melalui darah, hubungan seksual dan kulit terluka.
Gejala Hepatitis A
Gejala penyakit Hepatitis secara umum, biasanya akan muncul 15-50 hari, namun rata-rata terjadi selama 28 hari.
Setelah mengkonfirmasi makanan yang tercemar virus Hepatitis A, gejala yang muncul bervariasi bisa ringan sampai berat, berupa:
Apakah Hepatitis A dapat diobati?
Tidak ada pengobatan khusus untuk pasien Hepatitis A, pengobatan hanya bersifat simptomatis dan menjaga keseimbangan nutrisi.
Pencegahan penyakit Hepatitis A
Penularan secara fecal-oral, dapat terjadi melalui darah dan cairan tubuh penderita seperti sperma, air liur, cairan otak.
Setiap orang bisa tertular kena atau tertular Hepatitis B, tetapi beberapa kelompok lebih beresiko (resiko tinggi) terkena hepatitis B diantaranya:
Gejala Hepatitis B
Penderita hepatitis B tanpa gejala atau hanya gejala ringan berupa:
• Cepat lelah
• Demam
• Mual, nyeri perut
• Nafsu makan berkurang
Sebagian besar orang tidak mengetahui telah tertular virus Hepatitis B, karena rata-rata tidak menunjukkan gejala yang signifikan, oleh karna itu Hepatitis B sering terlambat diketahui.
Pencegahan Hepatitis B
Penyakit Hepatitis BB tida bisa disembuhkan, tapi bisa dicegah dengan pemberian kekebalan melalui imunisasi Hepatitis B.
Imunisasi aktif
HB 0 diberikan segera setlah ayi lahir (kurang dari 12 jam) lanjutkan 3 dosis pada usia 2, 3 dan 4 bulan sesuai dengan progam imunisasi nasional.
Imunisasi pasif
Imunoglobulin diberikan setelah terkontaminasi darah penderita pada bayi baru lahir dari ibu yang menderita hepatitis B. Imunisasi pada remaja dan dewasa dilakukan setelah tes laboratorium
Bagi ibu hamil wajib untuk melakukan pemeriksaan Hepatitis B, agar penularan terhadap bayi yang dikandung bisa dicegah.
Hepatitis B dapat dicegah dengan menghidari factor risiko yaitu:
√ Tidak menggunakan alat pribadi (sikat gigi, pisau cukur, pemotong kuku) secara bergantian.
√ Tidak menggunakan tattoo, tindik dengan alat yang tidak steril.
√ Tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian bagi penggunda narkoba suntik.
√ Tidak menggunakan alat pengobatan tradisional yang tidak steril (akupuntur, alat alat bekam).
Penularan Hepatitis C
Hepatitis C dapat ditularkan melalui darah dan cairan dari tubuh penderita. Setiap orang bisa tertular hepatitis C, tetapi ada beberapa kelompok lebih beresiko ( resiko tinggi) terkena Hepatitis C antara lain :
• Bekerja dengan darah dan produk darah (kecelakaan jarum suntik).
• Pengguna jarum suntik tidak steril/ bergantian (IDU).
• Pengguna tattoo, tindik, pisau cukur, jarum perawatan wajah, manicure/pedicure tidak steril.
• Pengguna sikat gigi bergantian dengan penderita.
• Pasangan homosex.
• Sering berganti ganti pasangan.
Gejala Hepatitis C
Penderita hepatitis C biasanya tanpa gejala atau hanya gejala ringan berupa:
Pencegahan Hepatitis C
√ Tidak menggunakan alat pribadi (sikat gigi, pisau cukur, pemotong kuku) secara bergantian.
√ Tidak menggunakan tattoo, tindik dengan alat yang tidak steril.
√ Tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian bagi penggunda narkoba suntik.
√ Tidak menggunakan alat pengobatan tradisional yang tidak steril (akupuntur, alat alat bekam).
Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah Hepatitis C sehingga pencegahan yang utama adalah dengan deteksi dini untuk meminimalisir factor resiko.
Saat ini Kemenkes telsh melakukan upaya untuk mengendalikan penyakit Hepatitis. Salah satu dengan temu blogger seperti ini dan mengkampanyekan pentingnya deteksi dini Hepatitis, karena dengan deteksi dini kita bisa menyelamatkan generasi penerus bangsa.
Seminar yang diadakan di ruang Naranta Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, gedung Kementerian Kesehatan tersebut menghadirkan dr. Wiendra Waworuntu M.Kes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI.
Penyakit Hepatitis merupakan masalah kesehatan dunia, termasuk di Indonesia. Virus Hepatitis terdiri dari Hepatitis A, B, C, D dan E. Antara Hepatitis yang satu dengan yang lainnya tidak saling berkaitan.
Data menyebutkan virus Hepattis B telah menginfeksi lebih dari 2 milyar orang di dunia dan sekitar 240 juta merupakan pengidap Hepatitis B kronis. Penderita Hepatitis C di dunia diperkirakan sebanyak 170 juta orang dan sekitar 1.500.000 penduduk di dunia meninggal setiap tahunnya disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B dan virus Hepatitis C.
Diantara negara anggota WHO SEAR (South East Asian Regional), Indonesia merupakan negara dengan pengidap Hepatitis B nomor 2 terbesar setelah Myanmar. Diperkirakan 23 juta penduduk Indonesia pernah terinfeksi virus Hepatitis B, hal ini menunjukan 1 diantara 10 penduduk telah terinfeksi, sedangkan penderita Hepatitis C diperkirakan 5 juta orang.
Penyakit Hepatitis A dan E dapat muncul sebagai kejadian luar biasa yang dapat meresahkan masyarakat. Hepatitis A dan E ditularkan melalui makanan dan minuman yang tercemar oleh virus tersebut, sedangkan Hepatitis B, C dan D ditularkan melalui darah, hubungan seksual dan kulit terluka.
Hepatitis A
Hepatitis A adalah sesuatu penyakit infeksi pada organ hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis A (VHA). Penularannya melalui makanan/minuman yang tercemar virus Hepatitis A yang berasl dari tinja penderita.Gejala Hepatitis A
Gejala penyakit Hepatitis secara umum, biasanya akan muncul 15-50 hari, namun rata-rata terjadi selama 28 hari.
Setelah mengkonfirmasi makanan yang tercemar virus Hepatitis A, gejala yang muncul bervariasi bisa ringan sampai berat, berupa:
- Demam
- Rasa lemas/lesu
- Nafsu makan berkurang/tidak ada nafsu makan
- Mual, muntah
- Nyeri pada perut bagian kanan atas
- Air kencing berwarna the
- Icterus, warna kekuningan yang bisa terlihat pada mata dan kulit.
Apakah Hepatitis A dapat diobati?
Tidak ada pengobatan khusus untuk pasien Hepatitis A, pengobatan hanya bersifat simptomatis dan menjaga keseimbangan nutrisi.
Pencegahan penyakit Hepatitis A
- Makan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari harus bebas dari pencemaran virus Hepatitis A, antara lain dengan memasaknya sampai mendidih dengan air bersih sebelum dimakan.
- Budayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS):
- Cuci tangan pakai sabun dengan air sebelum menyiapkan makan, sebelum makan, setelah buang air besar, setelah mengganti popok bayi.
- Buang air besar di jamban yang memebuhi syarat kesehatan
- Pemberian imunisasi Hepatitis A
- Segera kunjungi dokter bila mengalami gejala dan tanda Hepatitis A.
- Minumlah obat yang diberikan oleh dokter, jangan mengobati diri sendiri karena bebrapa jenis obat dapat memperburuk keadaan.
- Bila terkena Hepatitis A diperlukan istirahat yang cukup, pemberian makanan yang bergizi.
- Rawat inap hanya diperlukan bagi penderita dengan gejala yang berat , misalnya muntah berulang yang menyebbakan tidak bisa makan sehingga kemunginan akan kekurangan cairan.
- Hepatitis A bersifat self limiting atau sembus sendiri dan tidak menjadi kronis.
Hepatisis B
Heptitis B adalah suatu penyakit yang menyerang hati disebabkan oleh virus hepatitis B, bersifat akut dan kronik serta dapat mengakibatkan sironis (pengerasan hati) dan kanker hati.Penularan secara fecal-oral, dapat terjadi melalui darah dan cairan tubuh penderita seperti sperma, air liur, cairan otak.
Setiap orang bisa tertular kena atau tertular Hepatitis B, tetapi beberapa kelompok lebih beresiko (resiko tinggi) terkena hepatitis B diantaranya:
- Bayi dari ibu penderita hepatitis B.
- Keluarga penderita Hepatitis B.
- Bekerja dengan darah dan produk darah (kecelakaan jarum suntik).
- Pengguna jarum suntik tidak steril/ bergantian (penasun).
- Pengguna tattoo, tindik, pisau cukur, jarum perawatan wajah, manicure/pedicure tidak steril.
- Pengguna sikat gigi bergantian dengan penderita.
- Pasangan homosex.
- Sering berganti ganti pasangan.
Gejala Hepatitis B
Penderita hepatitis B tanpa gejala atau hanya gejala ringan berupa:
• Cepat lelah
• Demam
• Mual, nyeri perut
• Nafsu makan berkurang
Sebagian besar orang tidak mengetahui telah tertular virus Hepatitis B, karena rata-rata tidak menunjukkan gejala yang signifikan, oleh karna itu Hepatitis B sering terlambat diketahui.
Pencegahan Hepatitis B
Penyakit Hepatitis BB tida bisa disembuhkan, tapi bisa dicegah dengan pemberian kekebalan melalui imunisasi Hepatitis B.
Imunisasi aktif
HB 0 diberikan segera setlah ayi lahir (kurang dari 12 jam) lanjutkan 3 dosis pada usia 2, 3 dan 4 bulan sesuai dengan progam imunisasi nasional.
Imunisasi pasif
Imunoglobulin diberikan setelah terkontaminasi darah penderita pada bayi baru lahir dari ibu yang menderita hepatitis B. Imunisasi pada remaja dan dewasa dilakukan setelah tes laboratorium
Bagi ibu hamil wajib untuk melakukan pemeriksaan Hepatitis B, agar penularan terhadap bayi yang dikandung bisa dicegah.
Hepatitis B dapat dicegah dengan menghidari factor risiko yaitu:
√ Tidak menggunakan alat pribadi (sikat gigi, pisau cukur, pemotong kuku) secara bergantian.
√ Tidak menggunakan tattoo, tindik dengan alat yang tidak steril.
√ Tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian bagi penggunda narkoba suntik.
√ Tidak menggunakan alat pengobatan tradisional yang tidak steril (akupuntur, alat alat bekam).
Hepatitis C
Hepatitis C adalah suatu penyakit yang menyerang hati disebebkan oleh virus Hepatitis C, bersifat akut dan kronik serta dapat mengakibatkan sirosis (pengerasan hati) dan kanker hati.Penularan Hepatitis C
Hepatitis C dapat ditularkan melalui darah dan cairan dari tubuh penderita. Setiap orang bisa tertular hepatitis C, tetapi ada beberapa kelompok lebih beresiko ( resiko tinggi) terkena Hepatitis C antara lain :
• Bekerja dengan darah dan produk darah (kecelakaan jarum suntik).
• Pengguna jarum suntik tidak steril/ bergantian (IDU).
• Pengguna tattoo, tindik, pisau cukur, jarum perawatan wajah, manicure/pedicure tidak steril.
• Pengguna sikat gigi bergantian dengan penderita.
• Pasangan homosex.
• Sering berganti ganti pasangan.
Gejala Hepatitis C
Penderita hepatitis C biasanya tanpa gejala atau hanya gejala ringan berupa:
- Cepat lelah
- Demam
- Mual, nyeri perut
- Nafsu makan berkurang
Pencegahan Hepatitis C
√ Tidak menggunakan alat pribadi (sikat gigi, pisau cukur, pemotong kuku) secara bergantian.
√ Tidak menggunakan tattoo, tindik dengan alat yang tidak steril.
√ Tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian bagi penggunda narkoba suntik.
√ Tidak menggunakan alat pengobatan tradisional yang tidak steril (akupuntur, alat alat bekam).
Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah Hepatitis C sehingga pencegahan yang utama adalah dengan deteksi dini untuk meminimalisir factor resiko.
Saat ini Kemenkes telsh melakukan upaya untuk mengendalikan penyakit Hepatitis. Salah satu dengan temu blogger seperti ini dan mengkampanyekan pentingnya deteksi dini Hepatitis, karena dengan deteksi dini kita bisa menyelamatkan generasi penerus bangsa.
Komentar
Posting Komentar